Senin, 29 Oktober 2012

Siapa Teroris Sesungguhnya


Mungkin kata teror atau teroris sudah bukan hal yang baru di telinga kita, teroris adalah seseorang atau kelompok tertentu yang melakukan serangkaian aksi teror pada sesuatu obyek terpilih. Pergerakan mereka tertata dalam sebuah skenario yang rapi dan sistematis, di era sekaran ini teroris sering dijadikan alasan dari sebuah kegagalan pada sistem keamanan dan pertahanan kita.

Ironisnya teroris bahkan diidentikkan dengan aliran dan agama tertentu, meski pelauang untuk melakukan aksi teror dapat dilakukan oleh siapa saja termasuk politisi, birokrat bahkan aparat keamanan sekalipun tidak peduli agamanya apa dan alirannya apa.

Bahkan jika jujur kita mengulas bahwa sebagian dari kejadian yang diklaim sebagai aksi teror yang dilakukan oleh teroris khususnya yang membawa bendera agama dan aliran tertentu, sebenarnya adalah agenda politik dan ironisnya merupakan bagian dari operasi intelejen.

Contoh paling dekat adalah kerusuhan Ambon yang menelam banyak korban, kerusuhan Poso dan yang paling populer adalah peledakan WTC di New york Amerika Serikat.

 

Sebagai orang awam kita pasti bertanya kenapa Noordin M. Top yang berpaspor Malaysia dapat dengan leluasa melakukan aksinya di Indonesia dan kenapa bukan di Malaysia bukankah di sana ada juga obyek vitas asing seperti konjen dan kedubes negara-negara Eropa.

Kenapa juga aparat kita tidak mencari sumber dan asal muasal bahan-bahan peledak dan senjata yang digunakan oleh para terduga teroris, mereka hanya asyik melakukan aksi dar der dor ala anti teror, yang ujung-ujungnya pelaku tewas setelah tertembak oleh petugas.

Operasi penanggulan teroris di negeri kita tak lebih dari skenario film action dan menuding ormas atau kelompok-kelompok Islam sebagai dalang dari itu semua.

 

Intinya tanpa peran serta masyarakat serta seluruh komponen yang ada niscaya keberadaan kelompok perusak ketentraman masyarakat dapat diberantas.

Untuk mengikut sertakan masyarakat pun sebenarnya bukan hal yang gampang, sebab sebagian dari mereka takut jika partisipasi mereka justru berujung pada tudingan balik aparat yang mengindikasikan mereka bagian dari gerakan teroris  itu sendiri.

Mungkin pada puncaknya kelak, semakin tidak jelas siapa kawan siapa lawan yang sesungguhnya…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar