Jumat, 23 November 2012

Garuda-Na Pede Dengan Suara 14 Parpol


Pasangan Andi Rudiyanto Asapa dan Andi Nawir Pasinringi (Garuda-Na) kembali menggertak. Kali ini mereka mengklaim telah mengantongi dukungan 14 parpol dengan total persentase suara 18 persen lebih. Parpol tersebut terdiri atas 13 parpol non-parlemen ditambah Partai Gerindra.
Wakil Ketua DPD Gerindra Sulsel, Nasrullah Mustamin, menjelaskan dukungan ke-14 parpol tersebut akan dideklarasikan dalam rapat koordinasi daerah (Rakorda) II Partai Gerindra se-Sulsel di Hotel Sahid Makassar, Selasa, 11 September.

“Sudah ada 14 partai yang siap hadir dan itu masih akan bertambah. Yang jelas jumlah parpol pengusung sudah menghampiri 18 persen. Dalam rakorda itu kita sekaligus memperkenalkan (Parpol pengusung, Red) kepada seluruh pengurus,” jelas Nasrullah di Sekretariat DPD Gerindra, Jalan Ratulangi, Minggu, 9 September.
Dia berharap, dengan memperkenalkan parpol tersebut kepada Pengurus Gerindra, maka seluruh Pengurus Gerindra di semua tingkatan bisa bekerjasama dengan parpol pengusung ditingkat yang sama.

Sayangnya, Nasrullah enggan menyebut parpol apa saja yang dimaksud dengan alasan kejutan.
“Nama-namanya (parpol pengusung. Red) belum bisa kami sebutkan. Kami di Gerindra sudah komitmen untuk tak menyampaikannya dulu. Makanya, teman-teman media datang saja nanti pada malam deklarasi, supaya, teman-teman media tahu siapa-siapa saja parpol pengusung Garuda-Na,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia pelaksana Rakorda II Gerindra Sulsel, Kilat Karaka, mengatakan Rakorda tersebut akan menghadirkan seribu pengurus Gerindra mulai dari pengurus tingkat propinsi hingga tingkat cabang dan anak cabang.

“Dalam Rakorda ini, kita juga akan menggelar sumbang saran untuk verifikasi parpol masing-masing pengurus Gerindra, juga akan memberikan pendidikan politik terhadap regulasi pemerintah,” tambah Kilat Kiraka.
Bendahara Umum DPD Gerindra Sulsel tersebut melanjutkan , pihaknya juga akan menghadirkan konsultan politik lokal, Insert Institute untuk memberikan penyegaran atau strategi tentang langkah-langkah Gerindra menghadapi berbagai ajang politik di Sulsel.

“Insert Institute nanti akan memberikan penjelasan atau strategi terkait langkah apa yang harus dilakukan Gerindra di ajang agenda politik. Baik jangka panjang maupun jangka pendeknya. Termasuk, upaya untuk memenangkan Pilpres, 2014 nanti,” tegasnya.
Dari unsur DPP, tambah Kilat, pelaksanaan Rakorda ini akan dihadiri Wakil Sekjen DPP Gerindra Idham Chalik

Kamis, 22 November 2012

Siapa Prabowo Subianto


“Nama Prabowo Subianto mungkin sudah tidak asing bagi telinga kita, setelah lama tak terdengar nama tersebut kembali muncul kepermukaan dan disebut-sebut akan tuut meramaikan bursa memperebutkan kursi RI-1 yang akan datang. Diusung oleh Partai GERINDRA Prabowo siap maju dalam pencapresan  republik ini, untuk itu marilah kita lebih jauh mengenal sosok Prabowo melalui profil singkatnya”

Pensiun dari dinas militer, Prabowo Subianto beralih menjadi pengusaha. Ia mengabdi pada dua dunia. Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat, menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar. Kemudian dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009 menggantikan Siswono Yudo Husodo dengan memperoleh 309 suara, mengalahkan Sekjen HKTI Agusdin Pulungan, yang hanya meraih 15 suara dan satu abstein dari total 325 suara.

Putera begawan ekonomi Sumitro Djojohadikusumo ini telah kembali ke ladang pengabdian negerinya. Tak berlebihan untuk mengatakannya demikian. Maklum, kendati sudah hampir tiga tahun pulang ke tanah air – setelah sempat menetap di Amman, Yordania – Prabowo praktis tak pernah muncul di depan publik. Apalagi, ikut nimbrung dalam hiruk-pikuk perpolitikan yang sarat dengan adu-kepentingan segelintir elite.

Mantan menantu Soeharto ini lebih memilih diam, sembari menekuni kesibukan baru sebagai pengusaha. ”Kalau bukan karena dorongan teman-teman dan panggilan nurani untuk ikut memulihkan negara dari kondisi keterpurukan, ingin rasanya saya tetap mengabdi di jalur bisnis. Saya ingin jadi petani,” ucap Prabowo.

Diakui, keikutsertaannya dalam konvensi Partai Golkar bukan dilatarbelakangi oleh hasrat, apalagi ambisi untuk berkuasa. Seperti sering diucapkan, bahkan sejak masih aktif dalam dinas militer, dirinya telah bersumpah hendak mengisi hidupnya untuk mengabdi kepada bangsa dan rakyat Indonesia.

Prabowo sangat mafhum, menjadi capres – apalagi kemudian terpilih sebagai presiden – bukan pilihan enak. Karena, siapa pun nanti yang dipilih rakyat untuk memimpin republik niscaya bakal menghadapi tugas yang maha berat. ”Karenanya, Pemilu 2004 merupakan momentum yang sangat strategis untuk memilih pemimpin bangsa yang tidak saja bertaqwa, tapi juga bermoral, punya leadership kuat dan visi yang jelas untuk memperbaiki bangsa,” tambahnya.

Bagi sebagian orang, rasanya aneh menyaksikan sosok Prabowo Subianto tanpa seragam militer. Tampil rapi dengan setelan PDH warna kelabu, lelaki 52 tahun itu memang terlihat lebih rileks jika dibandingkan semasa masih dinas aktif dulu. Senyumnya mengembang dan tak sungkan berbaur dengan masyarakat – utamanya kader-kader Partai Golkar – yang antusias menyambut kedatangannya di beberapa kota.

Dalam setiap orasi selama mengikuti tahapan konvensi calon presiden Partai Golkar, Prabowo bahkan amat fasih bertutur tentang kesulitan yang mengimpit para petani dan nelayan, serta beraneka problem riil di masyarakat yang kian mengenaskan. ”Situasi ini harus cepat diakhiri. Kita harus bangkit dari kondisi keterpurukan dan membangun kembali Indonesia yang sejahtera,” ujarnya di atas podium.

Nama : Prabowo Subianto
Lahir : Jakarta, 17 Oktober 1951
Agama : Islam

Pendidikan:
SMA: American School In London, U.K. (1969)
Akabri Darat Magelang (1970-1974)
Sekolah Staf Dan Komando TNI-AD

Kursus/Pelatihan:
Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (1974)
Kursus Para Komando (1975)
Jump Master (1977)
Kursus Perwira Penyelidik (1977)
Free Fall (1981)
Counter Terorist Course Gsg-9 Germany (1981)
Special Forces Officer Course, Ft. Benning U.S.A. (1981)

Jabatan:
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (1996-1998)
Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat (1998)
Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI (1998)

Jabatan Sekarang:
Ketua Umum HKTI periode 2010-2015
Ketua Umum HKTI periode 2008-2013
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) periode 2007-2011
Komisaris Perusahaan Migas Karazanbasmunai di Kazakhstan
Komisaris Utama PT Tidar Kerinci Agung (Perusahaan Produksi Minyak Kelapa Sawit), Jakarta, Indonesia
Presiden Dan Ceo PT Nusantara Energy (Migas, Pertambangan, Pertanian, Kehutanan Dan Pulp) Jakarta, Indonesia
Presiden Dan Ceo PT Jaladri Nusantara (Perusahaan Perikanan) Jakarta, Indonesia

Rabu, 21 November 2012

Alot Penyelesaian Tuntutan Pesangon Mantan Anggota MSG


Masih ada harapan meski itu hanya sepenggal saja, para anggota mantan MSG terus berjuang walau sudah tidak membawa bendera SPBI PTMS. Secara hukum dengan sendirinya SPBI PTMS dibubarkan sebab tidak ada penerimaan stapek kepemimpinan SPBI PTMS secara resmi pasca 31 Agustus silam.

Sebagian dari mereka telah terjebak dalam trik yang di pasang oleh management yang mana seolah mereka diberikan kesempatan untuk bergabung namun nyatanya mereka hanya digantung oleh penantian yang tidak pasti hingga akhirnya satu persatu dari mereka menyatakan mundur atau resain yang dengan sendirinya segala hak normatif yang dijanjikan perusahaan dianggap hangus.

Ironisnya Nakertrans  Lutim dalam hal ini mementahkan komitmen perusahan yang ditanda tangani Dirut MSG, SPBI dan disaksikan oleh Nakertrans. Indikasi konkalikon Nakertrans dalam hal ini terbukti dari penyangkalan komitmen yang ditanda tangani bersama untuk menyelesaikan kekisruan di MSG yang melibatkan pihak management dan karyawan kala itu.

Sementara menurut informasi yang berhasil dihimpun di lapangan mantan anggota Maharani yang masih memutuskan bertahan masih mempertanyakan komitmen awal Amran Syam, SH. selaku Dirut MSG yang menjanjikan hak-hak normatif.

Jika ditinjau lebih jauh lagi sebenarnya isi atau materi MOU kesepakatan antara management MSG dan beberapa anggota MSG yang bernaung di bawa bendera SPBI kala itu sebenarnya tidak menjamin soal akan diterimanya pesangon yang mereka akan tuntut di akhir kontrak kerja mereka, pasalnya dalam poin MOU tersebut hanya menyebutkan akan memenuhi hak-hak normatif dan tidak disebutkan secara rinci soal pesangon bisa jadi yang akan mereka dapat hanya uang jasa itu pun tergantung dari kesanggupan perusahan sebab dalam Undang-undang ketenaga kerjaan sendiri tidak jelas juga disebutkan tentang besaran nilai uang jasa tersebut.

Dilain sisi kubuh SPBI sendiri terkesan sudah tidak solid pasalnya salah seorang pengurus yang selama ini bersikukuh mensupport aksi mantan anggota MSG sudah tidak eksis lagi dan lepas tangan pada nasib mereka.

Lantas sampai dimana perjuangan mereka akankah terus berlanjut atau akan menemukan jalan buntu lalu menyerah pada keadaan?
Hingga tulisan ini dirilis proses penyelesaian masih terus berlanjut.